Medan Area

Medan Area

Perang setelah Indonesia Merdeka

Kamis, 07 Agustus 2008

TRAGEDI 10 NOVEMBER

Bulan November merupakan bulan bersejarah bagi rakyat Indonesia, setelah Agustus tentunya. Para pendiri negeri telah sepakat menjadikan salah satu hari di bulan November sebagai Hari Pahlawan, tepatnya pada 10 November.

Hal ini dikaitkan dengan jiwa patriotik anak bangsa yang tinggal di Surabaya, Jawa Timur, dalam mempertahankan kemerdekaan negeri. Putra-putri Ibu Pertiwi di Surabaya tak rela ketika Belanda yang membonceng pasukan sekutu ingin merebut kembali kemerdekaan yang kita peroleh dengan perjuangan, air mata serta nyawa..

Kala itu, para pahlawan bangsa rela mengorbankan nyawa dan menyemburkan darah, serta tak henti-hentinya memanjatkan doa kepada Sang Khaliq agar kemerdekaan yang telah diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 tidak lagi direbut oleh penjajah. Pada saat itu, seluruh kemampuan dan kekuatan ditumpahkan demi mempertahankan kemerdekaan.

Sayangnya, nilai-nilai perjuangan para pahlawan di Kota Surabaya kala itu, kini tampaknya terus meluntur. Sebagai penerus, banyak diantara kita seakan tak bisa memegang amanah. Malah sebaliknya, cenderung berkhianat. Daerah teritorial Indonesia yang haram ‘diinjak penjajah asing’ tak bisa lagi dipertahankan. Pintu terbuka lebar untuk ‘penjajah’, dengan dalih turut serta dalam pasar bebas, era globalisasi, AFTA, dan segala macam hubungan internasional. Namun ujung-ujungnya, segala kekayaan milik rakyat yang dikuasai negara, diserahkan begitu saja, mulai dari sumber alam sampai perusahaan negara beralih tangan, tanpa ada upaya mempertahankannya melalui perlawanan yang gigih, layaknya para pahlawan kita ketika tragedi 10 November 1945 lalu.

Rupanya, kekalahan para pahlawan kita di Surabaya oleh Sekutu (Belanda, Inggris, Amerika) saat itu, menjadi pertanda buruk bagi bangsa ini. Belum digelarinya tokoh sentral Bung Tomo sebagai pahlawan nasional, bisa jadi juga merupakan tanda-tanda yang jelas, bahwa pada hakekatnya kita takkan bisa berjuang mempertahankan bangsa ini dari tangan penjajah.

Kita juga tak bisa melindungi harta negeri ini dari cengkraman bangsa asing. Kita benar-benar tak bisa membanggakan diri sebagai bangsa yang kaya, bangsa yang sorgawi. Sebaliknya, negeri ini justru menjadi surga bagi bangsa asing. Segala macam kesenangan dunia, bisa mereka dapatkan di bumi nusantara ini. Tapi sebagi ahli waris bangsa, kita tak bisa mencicipinya apalagi menikmatinya.

Karena itu, tak ada salahnya jika file-file perjuangan para pahlawan bangsa, kita kaji kembali. Diambil hikmahnya dan dijadikan suri tauladan bagi kita semua, khususnya untuk mempertahankan negeri ini dari ancaman penjajah. Karena esensinya, penjajahan bukan hanya berarti fisik, tapi juga bisa diartikan secara ekonomis, politis dan culture. Bahkan, lebih berbahaya lagi jika ideologi kita yang dijajah. Tanyakan hati kita, tanya kenapa? **

Tidak ada komentar:

Bandung Lautan Api

Bandung Lautan Api